Bioteknologi

Fakta Terbaru Bahaya Kanker Serviks yang Tersembunyi

Kanker Serviks: Bahaya Tersembunyi bagi Wanita Indonesia – Fakta dan Data Terbaru

Kanker serviks adalah jenis kanker paling umum yang disebabkan oleh HPV (Human Papiloma Virus). Human Papiloma Virus (HPV) adalah infeksi menular seksual umum yang dapat menyerang kulit, area genital, dan tenggorokan. Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan tertular pada suatu saat dalam hidupnya, biasanya tanpa gejala. Dalam kebanyakan kasus, sistem kekebalan membersihkan HPV dari tubuh. Infeksi HPV risiko tinggi yang terus-menerus dapat menyebabkan berkembangnya sel-sel abnormal, yang kemudian menjadi kanker.

Secara global, kanker serviks merupakan kanker keempat yang paling umum terjadi pada wanita, dengan 604.000 kasus baru pada tahun 2020. Sekitar 90% dari 342.000 kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2% dari seluruh kanker pada wanita). Jumlah ini memiliki angka mortalitas yang tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker. Apabila dibandingkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia pada tahun 2008, terjadi peningkatan dua kali lipat.

Tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia dipengaruhi oleh cakupan skrining yang masih rendah. Pada tahun 2023, cakupan skrining kanker serviks di Indonesia hanya mencapai 7,02% dari target 70%. Apabila tidak ditangani dengan efektif, angka kanker serviks meningkat dan menyebabkan beban sosio-ekonomi yang besar serta penurunan kualitas hidup individu.

Pencegahan Kanker Serviks

Kanker serviks adalah salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Upaya pencegahan dan penanggulangan kanker serviks perlu ditingkatkan untuk menyelamatkan nyawa wanita Indonesia. Kanker serviks seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun pada tahap awal, termasuk saat terjadi perubahan prakanker. Pada Sebagian orang, sistem kekebalan tubuh umumnya mampu membersihkan virus HPV dalam waktu satu atau dua tahun tanpa efek permanen.

Gejala kanker serviks muncul ketika kanker mulai menyerang jaringan di sekitar serviks dan memasuki stadium lanjut. Beberapa gejala yang ditunjukkan seperti pendarahan di luar periode menstruasi, setelah berhubungan seks, atau keputihan berbau busuk. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin. Kutil ini dapat muncul di area vagina, penis, anus, dan jarang di tenggorokan. Gejalanya bisa berupa rasa nyeri, gatal, berdarah, atau pembengkakan kelenjar.

Faktor risiko tertentu yang meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker serviks antara lain:

  • Merokok tembakau
  • Infeksi HIV
  • Penekanan sistem kekebalan tubuh
  • Infeksi Chlamydia di masa lalu atau saat ini
  • Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang (walaupun resikonya kembali normal ketika pil kontrasepsi dihentikan)
  • Memiliki tiga atau lebih kehamilan cukup bulan
  • Memiliki kehamilan cukup bulan pertama sebelum usia 17 tahun
  • Kemiskinan

Upaya Pencegahan Kanker Serviks

Tantangan utama dalam penanggulangan kanker serviks di Indonesia adalah rendahnya cakupan vaksinasi HPV, kurangnya kesadaran tentang kanker serviks dan keterbatasan akses terhadap layanan Kesehatan.

Fokus edukasi kanker serviks harus terus disampaikan sebagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat, terutama yang sudah aktif seksual, untuk rutin melakukan tes deteksi dini. Deteksi dini kanker serviks yang ada saat ini meliputi IVA (Inspeksi visual asam asetat), Papsmear, Papsmear Berbasis Cairan, dan HPV DNA. Tes HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi sejak awal terjadinya infeksi virus HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Saat ini tes DNA HPV sudah digunakan di beberapa negara maju karena lebih efektif dalam mendeteksi lesi prakanker. Sensitivitas pemeriksaan DNA HPV sangat tinggi, yaitu 80–98%. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang belum terlatih atau pasien secara mandiri/self-sampling.

Menjaga kesehatan adalah investasi terbaik. Lakukan langkah-langkah pencegahan penyakit dengan menghindari faktor risiko. Mulailah dari sekarang untuk hidup yang lebih sehat dan bahagia. Dapatkan Paket Deteksi Dini HPV DNA di AdviCheck.

Layanan Check Kanker Serviks Mandiri

Memahami kebutuhan akan deteksi dini dan tindak lanjut yang tepat, AdviCheck hadir dengan solusi lengkap yang menggabungkan deteksi virus HPV, uji HPV, dan genotyping HPV.

AdviCheck tidak hanya memberikan layanan uji HPV yang komprehensif, tetapi juga memberikan akses kepada pengguna untuk berkonsultasi dengan dokter ahli mengenai langkah-langkah pengobatan yang tepat sesuai dengan hasil uji. Konsultasi ini membuka pintu bagi pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi kesehatan pengguna dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan mereka.

Selain itu, AdviCheck juga memfasilitasi pengguna untuk mendapatkan vaksinasi yang sesuai dan pengobatan yang tepat. Ini tidak hanya merupakan langkah preventif yang penting untuk melindungi diri dari paparan HPV, tetapi juga menunjukkan komitmen AdviCheck dalam memberikan solusi kesehatan yang holistik dan komprehensif.


Baca juga: Lab Indonesia 2024: Menyatukan Inovasi Dunia Laboratorium

Referensi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *