Penggunaan organisme hasil rekayasa genetika atau Genetically Modified Organism (GMO) dalam pangan. Menjadi perdebatan yang melibatkan aspek keamanan, keberlanjutan, dan transparansi informasi kepada konsumen. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setiap pangan hasil rekayasa genetika harus menjalani pengkajian keamanan ketat sebelum dapat diedarkan. Dimana hal itu hal itu diperlukan untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat.
BPOM melakukan pengkajian keamanan pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) melalui beberapa aspek utama yaitu informasi genetik, yang meliputi deskripsi umum PRG untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik produk, penilaian organisme penerima gen, serta asal dan teknik transformasi genetik yang digunakan. Selain itu, karakterisasi modifikasi genetik menjadi fokus utama. Aspek keamanan pangan mencakup kesepadanan substansial, evaluasi perubahan komposisi nutrisi, alergenisitas, toksisitas, serta pertimbangan seperti penggunaan gen penanda ketahanan terhadap antibiotik dan akumulasi zat yang berpotensi membahayakan.
Labelisasi produk GMO juga diatur guna memberikan kejelasan kepada konsumen. Di sisi lain, sebagaimana diuraikan oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), tanaman transgenik dapat menjadi solusi penting dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global melalui peningkatan produktivitas dan ketahanan terhadap hama serta penyakit. Namun, manfaat yang ditawarkan oleh GMO juga disertai potensi dampak yang memerlukan pengawasan ketat, termasuk risiko alergi, transfer gen ke populasi liar, dan dampak ekologis jangka Panjang. Pro dan kontra seputar penggunaan GMO, seperti yang dikupas dalam artikel dari Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, menggarisbawahi pentingnya informasi yang akurat dan berbasis bukti ilmiah.
Teknologi Bento Lab: Solusi Cepat dan Akurat untuk Deteksi GMO
Bento Lab hadir sebagai laboratorium DNA portabel, yang memungkinkan deteksi GMO secara akurat dengan mengidentifikasi sekuens DNA spesifik, seperti terminator NOS dari Agrobacterium tumefaciens. Hal ini memungkinkan pemantauan kualitas dan transparansi produk serta memberikan edukasi kepada masyarakat.
Proyek deteksi GMO dengan Bento Lab berfokus pada pencarian sekuens DNA spesifik yang terdapat pada 85% tanaman hasil rekayasa genetika: terminator transkripsi NOS dari bakteri tanah Agrobacterium tumefaciens. Bakteri ini memiliki kemampuan alami untuk menyisipkan DNA ke dalam genom tanaman, yang kemudian dimanfaatkan oleh para ilmuwan untuk mentransfer gen secara terkontrol dalam menciptakan tanaman transgenik. Keberadaan terminator NOS menunjukkan jejak rekayasa genetika dalam genom tanaman yang telah dimodifikasi.
Melalui proses ini, Bento Lab mampu mengamplifikasi sekuens DNA spesifik, seperti NOS terminator (127 bp), serta fragmen DNA kloroplas (400 bp) sebagai kontrol untuk memastikan kehadiran DNA tanaman dalam sampel. Teknik ini memberikan hasil yang cepat dan akurat, menjadikannya solusi ideal untuk laboratorium kecil, sekolah, atau laboratorium lapangan yang memerlukan deteksi DNA dengan biaya yang terjangkau.
Dengan Bento Lab, produsen dan pengawas kualitas makanan memiliki alat yang mudah digunakan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar keamanan pangan. Selain itu, solusi ini mendukung peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk GMO yang mereka konsumsi. Teknologi deteksi DNA ini mendukung ketahanan pangan melalui pemantauan yang andal dan penyediaan data akurat dalam pengambilan keputusan, menjadikan Bento Lab sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan antara manfaat dan risiko GMO di tengah kebutuhan pangan yang terus berkembang.
Daftar Pustaka:
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Pangan Produk Rekayasa Genetika.” Peraturan BPOM No. 6 Tahun 2018.
- BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). “Tanaman Transgenik dalam Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan.”
- Bento Lab – Artikel dari Nature Biotechnology, Mei 2016, Volume 34, Nomor 5, halaman 455.
- Kementerian Pertanian RI. “Pro dan Kontra Tanaman Pangan Transgenik.”