Bioteknologi

Kit Multiplex Bertin: Inovasi Deteksi Antraks, Wabah dan Tularemia

Solusi Deteksi Cepat Antraks, Wabah, dan Tularemia: Inovasi Kit Multiplex dari Bertin Technologies untuk Mencegah Ancaman Kesehatan Global. Deteksi dini terhadap penyakit berbahaya seperti antraks (Bacillus anthracis), wabah (Yersinia pestis), dan tularemia (Francisella tularensis) sangat penting, mengingat dampak besar yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat serta potensi penyebaran wabah yang luas. Ketiga penyakit zoonotik ini, yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, menunjukkan pentingnya deteksi cepat dan respons tepat untuk mencegah epidemi atau pandemi yang lebih besar.

Antraks: Penyakit Zoonotik dengan Risiko Tinggi

Antraks adalah penyakit zoonotik serius yang disebabkan oleh Bacillus anthracis, yang dapat menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini sering kali ditularkan melalui produk yang terkontaminasi, inhalasi spora, atau konsumsi daging hewan yang terinfeksi. Deteksi dini sangat penting untuk pengobatan yang efektif dan penanggulangan infeksi yang berpotensi fatal. Deteksi antraks dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti kultur bakteri, reaksi rantai polimerase (PCR), dan pengujian serologis.

Pada 6 Juli 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan kasus baru antraks di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, yang disebabkan oleh konsumsi daging sapi yang mendadak mati dan sudah dikubur. Kejadian ini mengakibatkan tiga orang meninggal dunia antara Mei dan Juni 2023. Salah satu dari tiga korban yang meninggal dinyatakan sebagai suspek antraks setelah dilakukan pengambilan sampel. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan hasil positif spora antraks pada sampel tanah di lokasi pemotongan. Pengobatan profilaksis telah diberikan kepada 125 orang yang terpapar, dengan 87 di antaranya terdeteksi seropositif.

Wabah: Ancaman Kesehatan Global

Yersinia pestis, penyebab wabah, tetap menjadi ancaman kesehatan yang signifikan terutama di wilayah yang endemik dan masuk dalam kategori pathogen prioritas yang dipantau menurut hasil identifikasi Kementrian Kesehatan RI. Wabah pneumonia yang disebabkan oleh Y. pestis dapat menyebar melalui droplet pernapasan dan berpotensi menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Deteksi cepat dan respons tepat sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Tularemia: Penyakit dengan Risiko Mortalisitas Tinggi

Tularemia, yang disebabkan oleh Francisella tularensis, adalah penyakit zoonotik yang sering diderita oleh manusia yang terpapar hewan atau vektor yang terinfeksi. Dengan tingkat kematian yang dapat mencapai 30% pada pneumonia akut yang tidak diobati, penting untuk mendeteksi dan menangani kasus ini secara cepat. Teknik diagnostik, seperti PCR dan tes serologis, memainkan peran penting dalam mendeteksi infeksi.

Patogen Prioritas di Indonesia dan WHO

Daftar patogen prioritas yang telah diidentifikasi oleh WHO dan Indonesia mencakup virus dan bakteri yang memiliki potensi menyebabkan ancaman kesehatan masyarakat yang besar. Untuk virus, di antaranya adalah Coronaviridae (misalnya, SARS-CoV), Orthomyxoviridae (termasuk Influenza H5N1), Paramyxoviridae (seperti Measles dan Nipah), dan Flaviviridae (misalnya, Dengue, Zika). Sedangkan untuk bakteri, beberapa patogen prioritas termasuk Bacillus anthracis (penyebab antraks), Yersinia pestis (penyebab wabah), serta bakteri lain yang terkait dengan resistensi antimikroba seperti Salmonella, E. coli, dan Staphylococcus aureus.

Patogen-patogen ini sering kali berhubungan dengan satwa liar yang menjadi inang atau vektor penyebaran penyakit, seperti kelelawar, primata, rodentia, dan burung. Oleh karena itu, pendekatan One Health, yang mengintegrasikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, sangat penting dalam mendeteksi dan mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Tantangan dalam Deteksi dan Pengendalian

Deteksi dan pengendalian antraks, Y. pestis, dan F. tularensis menghadapi tantangan besar, baik dalam metode diagnostik maupun keterbatasan sumber daya di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah. Selain itu tantangan lain termasuk waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan antibodi atau identifikasi infeksi tanpa gejala klinis yang jelas, yang dapat menghambat respons cepat terhadap wabah.

Solusi Deteksi Cepat dengan Biotoxis qPCR Detection Kit

Untuk mendukung deteksi cepat terhadap ketiga patogen berbahaya ini, kami menawarkan Biotoxis qPCR Detection Kit dari Bertin Technologies, perusahaan terkemuka asal Prancis yang telah berdiri sejak 1956. Kit ini merupakan alat deteksi multiplex yang memungkinkan identifikasi simultan Bacillus anthracis, Yersinia pestis, dan Francisella tularensis, tiga patogen yang merupakan ancaman utama dalam konteks bioterorisme dan infeksi mematikan (antraks, wabah, dan tularemia).

Gambar 1: Biotoxis qPCR Detection Kit – Bertin Technologies

Selain itu, Biotoxis qPCR Detection Kit adalah kit all-in-one yang sangat sensitif dan dirancang untuk memberikan respons cepat dalam konteks bioterorisme global. Ini adalah satu-satunya kit yang tersedia di pasar yang dapat mendeteksi ketiga agen dalam satu reaksi. Dengan tingkat deteksi yang rendah—17 salinan template target untuk B. anthracis, 20 salinan untuk Y. pestis, dan 49 salinan untuk F. tularensis—kit ini memastikan deteksi yang sangat sensitif dalam sampel udara, air, dan sampel biologis lainnya. Menariknya, performa Biotoxis qPCR Detection Kit terbukti baik untuk deteksi F. tularensis dalam berbagai sampel seperti strain bakteri, sampel klinis, dan sampel lingkungan Selain itu, kit ini menawarkan kemudahan dalam penggunaannya sehingga memungkinkan pengguna untuk mendapatkan hasil dalam waktu kurang dari satu jam.


Baca juga: SITH ITB Lakukan Penelitian Mikroba Udara di Kawah Wayang Menggunakan Coriolis Micro

Advisains dapat memfasilitasi diskusi lebih lanjut mengenai Coriolis Micro | Bertin Technologies. Sampaikan Kebutuhan Riset Anda Tim advisor spesialis kami sangat antusias mendukung keberhasilan riset dan aplikasi rutin Anda. Maka, jangan ragu untuk chat sekarang (+62 817 9154 607/info@advisains.id).

Baca juga: Layanan CAR-T Pertama di RS Kanker Dharmais, CliniMACS Prodigy Menjadi Sorotan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *