Bioteknologi

Terlambat Tangani Sepsis, Risiko Amputasi hingga Kematian Mengintai

Sepsis adalah kondisi darurat medis akibat respons imun tubuh yang berlebihan terhadap infeksi, dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Alih-alih melawan infeksi, sistem imun justru menyerang jaringan sehat dan organ vital. Gejalanya yang menyerupai flu berat—demam tinggi, napas cepat, dan detak jantung meningkat—kerap tidak disadari, sehingga pasien terlambat mendapatkan perawatan.

Tanpa penanganan tepat waktu, sepsis dapat menyebabkan kegagalan organ, kerusakan jaringan, hingga kematian. Penelitian Reitz et al. (2022) yang melibatkan lebih dari 12.000 pasien dewasa dengan sepsis menunjukkan bahwa sekitar 2% mengalami iskemia akut pada ekstremitas, dan 0,2% di antaranya harus menjalani amputasi. Komplikasi ini umumnya muncul dalam dua minggu setelah onset sepsis, terutama di tungkai bawah.

Risiko tertinggi dialami pasien dengan skor disfungsi organ (SOFA) tinggi, kadar laktat serum yang meningkat, dan adanya bakteremia sejak awal. Penundaan satu hari saja dalam menstabilkan aliran darah perifer dapat memperparah kerusakan jaringan dan meningkatkan risiko kematian sel.

Dalam kondisi syok septik, tekanan darah tetap rendah meski cairan resusitasi telah diberikan. Vasopressor dibutuhkan untuk menjaga tekanan darah dan memastikan organ vital tetap mendapatkan oksigen. Namun, penggunaannya yang berlebihan justru dapat mengurangi aliran darah ke ekstremitas, memperburuk iskemia, dan meningkatkan risiko amputasi. Karena itu, deteksi dini, pemberian vasopressor yang tepat, serta pemantauan kondisi pasien secara real-time menjadi sangat krusial.

Sindrom Pasca-Sepsis Ancam Kesehatan Jangka Panjang

Tak hanya risiko jangka pendek, keterlambatan penanganan sepsis juga dapat memicu Sindrom Pasca-Sepsis (Post-Sepsis Syndrome/PSS). Menurut penelitian Torres et al. (2025), sindrom ini ditandai oleh peradangan kronis, gangguan sistem imun, kerusakan mitokondria, serta perubahan epigenetik. Organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal dapat mengalami gangguan permanen, mulai dari kehilangan memori, gagal jantung, hingga penyakit ginjal kronis. Penderita PSS juga lebih rentan terhadap infeksi ulang, penyakit kardiovaskular, dan penurunan fungsi kognitif.


Advisains dapat memfasilitasi diskusi lebih lanjut mengenai produk terkait Sepsis. Sampaikan Kebutuhan Riset Anda Tim advisor spesialis kami sangat antusias mendukung keberhasilan riset dan aplikasi rutin Anda. Maka, jangan ragu untuk chat sekarang (+62 817 9154 607/info@advisains.id).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *